Industri

Menko Darmin Tertarik Teknolgi Sulap Limbah Sawit Jadi Ganggang  

Pekerja sedang memeriksa limbah cair kelapa sawit di bak penampungan

JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tertarik dengan teknologi buatan Jepang, yaitu mengolah limbah sawit cair menjadi ganggang (alga). Hasil ekstraksi diyakini bakal memberikan nilai tambah dan manfaat pangan yang lebih besar.

Teknologi ini juga menjawab, bagaimana upaya Indonesia mengurangi limbah kelapa sawit. Mengingat saat ini pabrik minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Indonesia memproduksi sekitar 455.000 ton POME (Palm Oil Mill Effluent) atau limbah pabrik kelapa sawit, dinilai cukup membebani lingkungan. 

"Konsep ini menarik, bayangkan limbah (kelapa sawit) diolah menjadi duit, artinya menjadi DHA, menjadi omega yang katanya malah lebih bersih dari omega 3 dari ikan salmon," ujar Darmin di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019.

Dikutip dari Kumparan, limbah cair sawit menyimpan potensi untuk diolah menjadi alga yang semula hanya bisa ditemukan dari lemak ikan di laut dalam. Tumbuhan sawit dinilai cocok diubah menjadi alga dibandingkan minyak nabati lain berdasarkan faktor melimpahnya bahan baku dan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) yang diolah menjadi 20 part per million (PPM).

Menurut Darmin, pihaknya ingin penelitian dari Universitas Tsukuba Jepang itu terlebih dahulu melalui proses standarisasi untuk bisa diimplementasikan secara komersial. Saat ini, suksesnya produk olahan sawit dari teknologi tersebut baru diklaim berhasil di ruang laboratorium.

"Kita tetap pelajari dengan baik karena konsep bagus sekali, mereka bilang teknologinya sudah ada di sana dan kita mau di sini," katanya. 

Darmin pun memastikan ketertarikan Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah olahan sawit akan dilakukan dengan menguji coba teknologi tersebut. Rencananya, perkebunan kelapa sawit yang produktif akan dipilih sebagai percobaan.

"Kalau kapasitas banyak sekali tapi kita mau tes dulu di lapangan bukan di laboratorium bagaimana membuat sampah jadi uang. Dia bisa jadi farmasi dan bisa untuk makanan, satu yang layak kita uji," kata dia. 

Namun demikian, Darmin enggan berkomentar terkait peluang investasi dari penerapan teknologi yang terbilang baru ini. Dia mengapresiasi keseriusan para peneliti Jepang yang datang langsung ke Indonesia di tengah suasana polemik politik.

"Mereka datang dan serius, ada beberapa puluh orang (peneliti dari Jepang) berani datang ke sini," tambahnya.(rdh) 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar